Ketika pemberontakkan semakin kehilangan muaranya
Ketika berita dan wacana lebih banyak memekakan telinga daripada menyercahkan harap
Saya memilih untuk membaca puisi-puisi tua, bermimpi masih ada negeri dongeng dengan kerubim dan tetua bijaksana di alamnya...
Ketika Tuhan dibawa-bawa
Untuk menjadi sampul pembenaran sebuah tindak anarki
Saya memilih untuk mendengarkan Dia lewat desir angin, melihat Dia di mata anak kecil saat mengagumi kupu-kupu, dan mengartikan gerimis sebagai airmataNya
Dia bilang, saya harus berdoa bagi yang mengkhianati saya
Dia bilang, saya harus sodorkan pipi yang lain saat ditampar
Dia bilang untuk tetap percaya dan jangan takut walau saya sedang melewati lembah kekelaman
Dia yang Esa. Yang Maha.
Dia yang Esa. Yang Maha.
Kalau Dia kuasa berkata seperti itu
Apakah mungkin Dia perlu lagi dibela?
February 2011
No comments:
Post a Comment