This one is dedicated to my youngest brother , may God always grant His blessings towards my brother's life and journey ahead...
Hari ini enam tahun yang lalu.. Saya melihat kamu menangis. Badanmu yang mulai menjulang dan tegap seperti tersulap menjadi ringkih...Semangat dan keceriaanmu yang tiba-tiba seperti meredup.. Impianmu yang saat itu seperti terhempas. Karena kamu tak percaya. Karena kamu ditinggalkan tiba-tiba.
Tidak mudah melihatmu tumbuh semakin dewasa, sebagai satu-satunya lelaki di keluarga taman ria kita, tanpa sosok seorang bapak. tidak mudah mengerti duniamu, tidak mudah menebak isi pikiranmu.
Tapi, sungguh.. Tuhan mencintaimu... Yang kami saksikan selama ini adalah anugerah dan berkat tiada tara, melihatmu bertumbuh matang dan pastinya kamu sungguh penuh kebaikan hati.Seperti kekasih hati kita yang telah pergi...
Kamu bukan hanya menjadi teladan bagi sekitarmu, tapi kamu membuktikan pada dunia bahwa kamu bisa, karena rencana hidupmu kamu serahkan pada Tuhan...
Beberapa kali kamu kecewa, kami bukan tidak tahu.. Beberapa kali kamu harus lebih bersabar, kami bukan tidak mendoakanmu...
Catatan ini, untuk kamu, adik bungsu. Untuk mengingatkan kamu bahwa airmatamu enam tahun lalu... mungkin akan kamu teteskan lagi. Untuk alasan lain, untuk luka yang lain.Baik menjadi lelaki atau perempuan sejati , saat ini.. bukan perkara mudah, dan kita tak lagi bisa menyerahkan nasib pada teladan. Karena mungkin sampai saat ini, teladan pengganti itu tak pernah ada dalam kamus kita...Sejak kekasih hati kita pergi. Enam tahun yang lalu.
Catatan ini bukan untuk mengenang dia. Karena dia sudah berbahagia disana.
Catatan ini adalah buat yang masih tinggal.... Terutama untuk kamu... Yang akan tumbuh menjadi semakin dewasa... dalam Tuhan saja.
Isaac and I at our family weekend getaway |
No comments:
Post a Comment