Dec 15, 2009

Invictus

My favorite movie this year! Invictus


Out of the night that covers me/ Black as the Pit from pole to pole/ I thank whatever gods may be/ For my unconquerable soul/ In the fell clutch of circumstance / I have not winced nor cried aloud/ Under the bludgeonings of chance/ My head is bloody, but unbowed/ Beyond this place of wrath and tears / Looms but the Horror of the shade, And yet the menace of the years Finds, and shall find, me unafraid/ It matters not how strait the gate, How charged with punishments the scroll/ I am the master of my fate/ I am the captain of my soul.
William Ernest Henley

Dec 12, 2009

Di ambang jendela sore ini

Tak banyak waktu yang bisa saya habiskan untuk sekedar memandangi serdadu-serdadu air berjatuhan dari langit…tanpa lalu memejamkan mata dan melanjutkan tidur siang. Kadang saya terlalu takut dibilang kurang kerjaan, pun saat saya sedang tidak bersama seseorang atau dua.
Tapi sore ini, bersama seorang manusia cilik berusia dua tahun tujuh bulan, mata saya terbelalak lebar dan lama di ambang jendela. Betapa hujan bisa membuat saya terpana (sekaligus meringis dalam doa agar banjir tidak memutuskan untuk mampir).

Saya terpana pada butiran transparan yang basah... pada cerita asal usulnya yang diajarkan oleh guru TK saya lewat gambar-gambar manis di papan tulis hijau. Ada gambar sumur, ada gambar awan yang menggantung... dihubungkan dengan tanda panah yang menjelaskan proses mana yang harus terjadi lebih dahulu sebelum hujan itu menampari atap rumah kita.

Tapi bukan itu yang sedang saya renungi. Tangan saya terasa hangat menggengam tangan si mungil ini. Tapi hati saya berdebar... Betapa saya selalu ingat bagaimana merdeka rasanya bisa berlarian di bawah hujan deras. Tak terlalu lampau... Terakhir kali saya main hujan, usia saya sudah jauh dari masa gambar di papan tulis hijau tadi...
Lalu saya merayu si kecil yang mulai mengoceh gusar. Tentunya setelah memastikan bahwa ibu anak ini tak akan mendelik kalau sekonyong-konyong jagoan ciliknya basah .

Ternyata ia urung. Nanti basah lalu sakit. Katanya. Sebentuk kebijakkan yang tak saya sangka sudah bercokol di kepalaya. Terus terang saya kecewa. Tapi ternyata saya masih terlalu gengsi untuk main hujan sendiri tanpa ada sekutu.

Betapa inginnya saya mengajak dia bicara.. Mengenai kebijakan yang kadang tak perlu kita bawa sampai mati.
Betapa kadang ingin menjadi cepat dewasa adalah sesuatu hal yang harus dipikirkan, apakah itu memang yang kau ingini. Bahwa tak selamanya kau bisa mengambil keputusan tanpa harus ada yang tersakiti. Bahwa segala macam petuah, self help book, kata kata bijak... pada akhirnya cukup memerikan jika harus kau tapaki. Lalu saya mulai mengkalkulasikan berapa rupiah yang sudah ter"investasikan" pada buku-buku itu.
Menyebalkan. Membosankan. Harus selalu punya tujuan.
Hahaha...

Untungnya ,saya masih bisa mengajak manusia dua tahun tujuh bulan ini menari tanpa arahan koreografer, tanpa perlu keselarasan gerak yg berarti. Saya masih bisa membacakan buku cerita tanpa harus takut terdengar merdu atau tidak, tanpa ragu oleh pelafalan bahasa asing,masih bisa menanyi bersamanya walau tak selalu berpandu pada tatanan solmisasi. Lalu tertawa sampai sakit perut, mengkhayali tenda mainannya sebagai bahtera raksasa, anjingnya adalah kuda pacuan, jajan es krim, makan mie goreng dan rebah-rebah badan.... Menyanyi lagi... tertawa sampai sakit perut lagi...

Apa saya hanya sekedar merindukan masa kecil?... Atau memang saya tak rela menjadi tua?... (karena hanya orang lain yang bisa mengkategorikan apakah saya dewasa atau tidak)

Hujan hampir berhenti. Saya dan dia beringsut meninggalkan jendela yang tiba- tiba tak lagi semenarik tadi.
Kita lanjutkan dengan nonton animasi di televisi.

Lalu saya berdoa.... (tak lagi soal banjir)
Semoga ia tak jua ingin cepat menjadi dewasa...

Cukup penolakan main hujan ini yang bisa saya terima….


Nov 13, 2009

Jatuh Cinta

Aku tahu pasti
Tuhan sedang berbahagia
saat ia menciptakan kamu
Saat tanganNya yang maha kuasa merajut setiap urat, daging, kerangka
dan kulit yang membungkus jasad indahmu
Ia sedang bersuka saat menghembuskan nafas kehidupan pada bilik-bilik jantung mungil milikmu

Dan pastinya malaikat sedang ber ria-ria
saat senyummu dilukiskan dengan sempurna olehNya
Saat kedua bola matamu ditoreh dan diijinkan
menikmati hasil karya yang dashyat di setiap pijakkan bumi

Saat cerita hidupmu Ia rangkum pada telapak tanganNya sendiri
saat bahkan setiap langkah dan hela hidup dari setiap harimu
telah ia pastikan dalam pagar pengasihanNya

Dan saat kamu hadir
Surga meneteskan air mata bahagia dan mungkin
setitik saja rasa iri
Menemaniku dalam gemetar tak percaya menerima kepercayaan
Untuk menjadi perempuan yang akan kau sapa Ibu...

Kamu tahu aku takut...
Kamu tahu aku merasa rapuh dan kelimpahan akan bahagia

Kamu tahu aku jatuh cinta
pada dirimu dan kehidupan kita
Detik ini juga...sampai seterusnya

Oct 21, 2009

Eve Ensler

This is one of my favorite writer. Eve Ensler (born May 25, 1953) is an American playwright, performer, feminist and activist, best known for her play The Vagina Monologues.

From my personal collection


Eve Ensler in 2010

Oct 14, 2009

Hari Ini Saja

Untuk Cinta,
Tolong, hari ini saja...
Jangan datang dulu
Aku harus pergi mengadu dan tak lagi bisa bungkam

Untuk Cinta,
Tolong, hari ini saja...
Jangan timbulkan rasa iba, jangan menjelma lagi menjadi rasa takut
Kemelut dan perih yang membuatku kembali jadi pengecut

Untuk Cinta,
Tolong, hari ini saja...
mengerti bahwa aku belum mau mati
Baik jiwa maupun raga.
Setidaknya bukan dengan cara ini

Untuk Cinta,
Tolong, hari ini saja
Mengerti bahwa
Aku harus mengkhianatimu...

from here 

hubungi :komnasperempuan


Jul 5, 2009

Love letter from God

(I got the printed version from the Church)
You may not know me, but I know everything about you. Psalm 139:1 
I know when you sit down and when you rise up. Psalm 139:2 
I am familiar with all your ways. Psalm 139:3 
Even the very hairs on your head are numbered. Matthew 10:29-31 
For you were made in my image. Genesis 1:27 In me you live and move and have your being. Acts 17:28  For you are my offspring. Acts 17:28
 
I knew you even before you were conceived. Jeremiah 1:4-5 
I chose you when I planned creation. Ephesians 1:11-12  You were not a mistake, for all your days are written in my book. Psalm 139:15-16
I determined the exact time of your birth and where you would live. Acts 17:26
You are fearfully and wonderfully made. Psalm 139:14 
I knit you together in your mother’s womb. Psalm 139:13
And brought you forth on the day you were born. Psalm 71:6
  

I have been misrepresented by those who don’t know me. John 8:41-44
I am not distant and angry, but am the complete expression of love. 1 John 4:16
And it is my desire to lavish my love on you. 1 John 3:1  
Simply because you are my child and I am your Father. 1 John 3:1 
I offer you more than your earthly father ever could. Matthew 7:11 
For I am the perfect father. Matthew 5:48  
Every good gift that you receive comes from my hand. James 1:17 
For I am your provider and I meet all your needs. Matthew 6:31-33  
My plan for your future has always been filled with hope. Jeremiah 29:11
Because I love you with an everlasting love. Jeremiah 31:3  
My thoughts toward you are countless as the sand on the seashore. Psalms 139:17-18
And I rejoice over you with singing. Zephaniah 3:17  
I will never stop doing good to you. Jeremiah 32:40   For you are my treasured possession. Exodus 19:5  I desire to establish you with all my heart and all my soul. Jeremiah 32:41 
And I want to show you great and marvelous things. Jeremiah 33:3  
If you seek me with all your heart, you will find me. Deuteronomy 4:29  
Delight in me and I will give you the desires of your heart. Psalm 37:4  
For it is I who gave you those desires. Philippians 2:13
I am able to do more for you than you could possibly imagine. Ephesians 3:20  
For I am your greatest encourager. 2 Thessalonians 2:16-17 
I am also the Father who comforts you in all your troubles. 2 Corinthians 1:3-4  
When you are brokenhearted, I am close to you. Psalm 34:18  
As a shepherd carries a lamb, I have carried you close to my heart. Isaiah 40:11  
One day I will wipe away every tear from your eyes. Revelation 21:3-4  
And I’ll take away all the pain you have suffered on this earth. Revelation 21:3-4  
I am your Father, and I love you even as I love my son, Jesus. John 17:23  
For in Jesus, my love for you is revealed. John 17:26 He is the exact representation of my being. Hebrews 1:3 

He came to demonstrate that I am for you, not against you. Romans 8:31  
And to tell you that I am not counting your sins. 2 Corinthians 5:18-19 J
Jesus died so that you and I could be reconciled. 2 Corinthians 5:18-19  
His death was the ultimate expression of my love for you. 1 John 4:10 
I gave up everything I loved that I might gain your love. Romans 8:31-32  
If you receive the gift of my son Jesus, you receive me. 1 John 2:23 
And nothing will ever separate you from my love again. Romans 8:38-39
Come home and I’ll throw the biggest party heaven has ever seen. Luke 15:7
I have always been Father, and will always be Father. Ephesians 3:14-15  
My question is…Will you be my child? John 1:12-13 
I am waiting for you. Luke 15:11-32


from fathersloveletter

Apr 11, 2009

Janji Pertemuan dengan Dosa

Mungkin sejenak saja akan aku luangkan
waktu untuk bersapa denganmu malam ini
Di tengah keramaian atau di pucuk sepi yang gamang

Mungkin hanya jentikkan jari saja
Yang akan melegalisir perjanjian kita
Mungkin lembaran kertas yang sering membuat mata hijau itu
akan sekali lagi menganggukan kepalaku

Lalu kau akan bergerak lebih cepat
mengancingkan kemeja setelah terlebih dahulu memutar kedua bola mata
mencari-cari celana yang entah kenapa mendadak berkelana di bawah ranjang sana

Kau pikir alasanku cuma satu
lambung ini terlalu sering mengilangi perih dan asam
Atau aku hanya sekedar rindu hidup dengan harta yang gemilang

Padahal dari setiap janji pertemuan dengan dosa yang kita tepati
aku bukan hanya mendambakan peluk dan gelimang keringat
yang pasti akan kita hasilkan...
Bukan hanya itu

Supaya kau tahu,
Aku mulai melengos cemburu kalau kau bicara di telepon dengan orang-orang yang memang ada dalam kehidupanmu
Aku hanya diam, pura-pura sibuk menghitung uang
Padahal telingaku sibuk menguping pembicaraan

Supaya kau tahu,
Aku mulai ingin kau tetap ada disini sampai timur menampilkan matahari
Bukan hanya karena aku sudah hapal dengan makan malam kesukaanmu
Tapi karena aku mulai membayangkan seperti apa wajahmu di pagi hari

Jadi, buatku ini bukan lagi bisnis semata
Karena aku telah melanggar peraturannya yang paling utama
Walau aku tau aku akan tak bisa mencintaimu dalam kenyataan

Aku punya lebih dari sekedar cerita tentang pendosa
Percayalah




(one day in 2009)

Mar 26, 2009

10 Reasons God created Eve

by steve langille
10. God worried that Adam would always be lost in the garden because men hate to ask for directions.

9. God knew that Adam would one day need someone to hand him the TV remote.

8. God knew that Adam would never buy a new fig leaf when his seat wore out and would therefore need Eve to get one for him.

7. God knew that Adam would never make a doctor's appointment for himself.

6. God knew that Adam would never remember which night was garbage night.

5. God knew that if the world was to be populated, men would never be able to handle childbearing.

4. As "Keeper of the Garden," Adam would never remember where he put his tools.

3. The scripture account of creation indicates Adam needed someone to blame his troubles on when God caught him hiding in the garden.

2. As the Bible says, "It is not good for man to be alone!"

1. When God finished the creation of Adam, He stepped back, scratched His head and said, "I can do better than that."

Feb 26, 2009

Maybe Not Tonight

Menjelajahi dapur…Melantai diiringi lirihnya lagu-lagu kesukaan dan mulai berujar keinginan untuk belajar memasak…"Memasak?!"

Ya...

Memasak sayur, kacang-kacangan, umbi-umbian dan segala sesuatu yg pernah hidup dibawah air tawar maupun tidak.
Menguliti daging ayam, mengirisi ikan...Meracik bumbu.
Belajar membedakan yang mana lengkuas, yang mana jahe. Belajar membaui ketumbar dan mengirisi halus bawang putih…

Belajar menuangkan lembaran kerupuk ke dalam wajan yang terisi minyak panas menggelegak mengerikan
( tanpa takut terkena cipratannya yg pasti meninggalkan jejak memalukan)

Aku ingin bisa menabur garam yg tidak terlalu banyak supaya tidak dicerca "Kebelet dilamar orang?"…Tapi tak pula terlalu sedikit sehingga rasanya hampir setawar sereal gandum asli tanpa perisa cokelat.

"Pakai feeling saja...". Itu petuah dari tetua wanita yang sudah lihai di urusan dapur ini. Feeling?... Pakai perasaan maksudnya. Mana aku berani?. Ini soal rasa di lidah, dan efeknya yang ke perut bukan?.Tak kulihat ada hubungannya dengan hati.

Aku ingin menghidangkan telur mata sapi yg warna kuningnya masih bulat utuh seperti matahari.Dan puihnya tidak mencong kesana sini.
Menghidangkan sayuran yg kandungan nutrisinya belum larut oleh panas berkepanjangan.Menyajikan daging sapi tanpa rasa sangit dan sambal colek yg dalam proses pembuatannya membuat pergelangan tanganku sakit..tapi juga membuat air liur merajai mulut.
Aku ingin mampu meng"convert" panas oven dari farenheit ke celcius, bukan hanya semata-mata lewat ilmu ilmiah. Tapi juga tergantung pada tepung macam apa dan berapa banyak telur yang tercampur di adonannya.
Ini akan butuh waktu yang tidak sebentar, batinku. Ngilu.

Apalagi, dua generasi perempuan diatasku juga bukan pengikut aliran ini. Aliran yang mendewakan kemampuan perempuan jadi ahli di dapur.
Buat mereka (dua generasi perempuan sebelum aku, dua-duanya), asal bisa jadi mandor saja di dapur sudah cukup. Mandor. Memonitor saja. Memastikan persediaaan minyak,tepung,garam dan elpiji tersedia. Buat apa ikut berpeluh repot memasak?
Apalagi kalau otak dan keringat kita juga memberikan kontribusi pada adanya persediaan-persediaan itu. Jangan ambil pusing!
Aliran yang cukup menggoda...

Tetapi, aku ingin kalau suatu hari nanti rumah mungil ini dipenuhi manusia-manusia cilik yang jago makan, mereka usah risau dengan dentingan suara abang ketroprak, atau bakso kampung, atau es campur medan.
Aku membayangkan mereka membuka tutup kotak bekal makanan mereka dengan bangga, memamerkannya pada teman sekelas yang mungkin harus menyerahkan nasib lambung pada kantin sekolah .Dan, tentunya isi kotak itu bukan potongan daging olahan berbentuk smiley face seperti yang diiklankan di televisi.
Aku ingin mereka tau pasti Sang ratu di rumah ini adalah penguasa dapur...yang juga pemegang titah di tempat tidur (kalau ini mahkluk-mahkluk kecil itu belum perlu tahu)...

Sekali lagi, ini butuh waktu lama.
Aku menatap rindu pada selebaran rumah makan cepat saji. Mengucapkan kata perpisahan .

Karena setelah aku menjadi ahli di dapur ini... Aku akan melupakannya…Melupakan nomor telponnya,melupakan layanan antarnya yg menjadi penolong di saat-saat darurat…

Kapan?

Mmmmmm…

Maybe not tonight…maybe I can make another one last call.
Lagipula, malam ini sup ikan kwe ala Batam sepertiya cukup menggoda. Sementara, kalau menunggu untuk bisa sampai ke tingkat itu, pasti manusia -manusia kecil tadi paling tidak sudah pakai seragam putih biru. Padahal aku ingin makan sup ikan itu malam ini.

...#555 ****.....
Palig tidak.. kerupuk ini tidak sia-sia kubuat...

Tonight
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...