Aug 11, 2003

Phasmina Jingga

Di belakang jejak perempuan berphasmina jingga
Engkau meniti perlahan
sebuah kisah yang terlalu memeri dan sebait doa yang
tak kunjung amin

Engkau melihat kerut merut diujung matanya
dan lukisan usia di tangannya yang mulai kasar
memandangi sinar asing di kedua binar matanya

“Terlalu banyak cantik...terlalu banyak”
Engkau mencoba menahan langkahnya
Menggapai phasmina jingga yang ternyata sudah kusam
lapuk dan berbau tua
Tua seperti perempuan itu

“Cari jejak lain, jangan ikuti petakan ini!”
Suaranya mulai meninggi
Berusaha membuatmu menyingkir
tapi kau jauh lebih keras kepala!
Kau balas hardiknya dengan langkah lebar...

Dan kau menyaksikan sisa-sisa darah yang mengering
di jejak kaki si tua
Kini matanya memandangmu memelas...memelas sekali
“Pergilah cantik, disini terlalu menyakitkan...kumohon pergilah”

Ia merapatkan kedua kakinya, berbalik menatapmu
Menghentikan rengekanmu dengan senyuman yang...aaahh...!
Engkau mencoba meraihnya sekali lagi...sia-sia
Jejak kaki dibawahnya kini pudar tertutup debu

“Pergi..”phasmina itu terulur padamu
Engkau meraihnya perlahan
Seperti meraih hati yang remuk redam
Engkau menghirup aromanya seperti mereguk rindu yang paling dalam

Diatas jejak kaki perempuan
Yang kini tak berphasmina jingga...

Engkau tenggelam

Tressabel Hutasoit, August 2003
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...