Laman

Jul 25, 2022

Gentayangan

Kerry Youmans


Pagi itu ada kegusaran di RT 11/RW 10

Ada kerumunan, ada misuh-misuh

Garis polisi kuning membentengi pagar sebuah rumah

Terparkir di situ

mobil jenazah menanti penumpangnya yang kaku

 

Berbagai ponsel terangkat diatas kepala

Jepret sana, rekam situ, unggah ini, unduh itu


Nama Tuhan, Gusti, Allah

bergantian diserukan dengan rintihan pilu

Ya ampun, astaga, gila!

 

Kantong jenazah tampak digotong keluar

Ada perempuan paruh baya meraung disisinya

Lelaki sedikit lebih tua dari si perempuan, berdiri di depan polisi sambil menepuk-nepuk dadanya sambil bersumpah entah apa

 

Benar ya gantung diri?

Masa karena diperkosa?

Itu bapaknya, tiri kan ya? Masa ibunya gak curiga ya?

Aduh… kasian anak gadis satu-satunya

Dipukulin kali?!

Was…wes…wos… was…wes…wos

Berbagai ocehan terdengar kacau naik turun disela seruan petugas yang mulai meminta kerumunan pergi

 

Dari sela-sela daun pohon angsana tua yang tinggi

Ada secercah kedamaian mengintip

Matanya berkilauan begitu indah, si kedamaian itu

Ia leluasa mengamati kerumunan keras kepala 

yang enggan meninggalkan lokasi

 

Tersenyum dia 

“Aku sudah tenang sekarang.” katanya pada sinar matahari pagi yang setia menemani

“Nanti malam, aku bisa gentayangan.” lanjutnya 

Matahari diam saja

Seperti menyetujui karena artinya, ini tugas si Rembulan

 

Secercah kedamaian tadi berlalu

tanpa lupa mengubah kilauan matanya menjadi telaga hitam yang deras oleh pilu

dan senyumannya tadi 

menjadi seringai yang sarat ngeri

 

(Untuk dendam-dendam di langit yang belum terbayarkan) 

 


No comments:

Post a Comment