Laman

Jun 19, 2022

Sepatu Bapak


Oleh J Svennberg- free royalty istock

Kemarin Bapak janji mau menemani beli sepatu

Karena sebentar lagi

Masuk tahun ajaran baru

Sepatuku sudah bunyi-bunyi

Karena lidahnya telah lebar menganga

 

Plak.. pluk… plak… pluk

Begitu kata si sepatu tanpa merek itu

Pokoknya harus jadi beli

Begitu ujarku

 

Sudah pukul tiga petang

Bapak belum juga terlihat bersiap pergi

Padahal aku sudah mandi

 

Besok saja

Kata Bapak, membuat bibirku manyun tiga senti

Bapak malu ke toko sepatu

Alasannya

Sambil menyeka dahi dengan handuk basah

Ada luka disana

Di dahinya yang lebar

Seperti dahiku

 

Tapi esok kan tokonya tutup Pak

Dan lusa aku sudah masuk sekolah

Aku mulai merengek

 

Masak iya aku pinjam sepatu Bapak?

 

Bapak tertawa

Tahu jelas maksudku sepatu yang mana

Sepatu warna merah menyala yang hak nya tinggi sekali

 

Mana nyaman dipakai sekolah

Walau ukuran kaki kita sama

Bapak bergurau

Saking bongsornya badanku

 

Aku ikut tergelak

Urung merajuk

Luluh sudah marahku melihat dahi bonyok bapak

Yang nampak menyatu dengan sisa riasannya tadi malam

 

Lagipula, tinggal yang kiri sepatuku itu

Kata Bapak sambil mengelus kepangku

Aku diam saja

 

Kasihan sama Bapak karena sepatunya tinggal sebelah

Tapi senang karena sepatunya yang sebelah lagi

Semalam hilang karena dilempar Bapak

 

Membalas gerombolan lelaki sialan

Yang menimpuk bapak dan teman-temannya dengan batu

Saat semalam cari uang di jalanan

 

Sepatu yang kanan ya pak yang hilang?

Aku memastikan

Iya

Jawab Bapak dengan tenang

 

Semoga kena orangnya ya Pak

dan semoga lukanya lebih parah dari luka di dahi Bapak

Doaku

Cukup dalam hati

Karena aku tahu, Bapak tak akan mengaminkan

 

 

Oleh Tressabel Hutasoit

Terinspirasi dari perbincangan bersama teman, mengenai problematika kekerasan terhadap saudara-saudara LGBT di dunia ini.