Laman

Dec 25, 2020

Uang Natal Dalam Lemari

 “Juruselamat saja lahir di kandang domba.” Kata Lastri

Sambil menghitung setumpuk rupiah kertas yang dikeluarkannya dari amplop
Sepertinya baru gajian
Pikir Dewi

“Jadi, kita tidak boleh berpesta?” Dewi bertanya
Bibirnya nyaris manyun satu senti, melirik pada tumpukan rupiah tadi, yang kali ini sudah diselipkan Lastri di dalam lemari
Dibawah surat kabar yang dengan isi berita banjir ibukota
Laci ketiga dari atas, batin Dewi dalam hati

“Bukan begitu. Tapi ya, kali ini, irit-irit saja dulu.”
“Masa makan malam di restoran saja tidak bisa” Dewi merajuk
Ada sehelai gaun merah bata yang sudah licin yang dibayangkannya akan dikenakan malam ini
Gaun itu ada di lemari. Lemari yang sama dengan tempat Lastri menyimpan uang tadi.
“Lagi susah, uang kuliahmu saja masih harus kita cari Wi. Masa tahun depan gak lanjut?”
Lastri kini sibuk merias diri di depan cermin
Tergesa pergi.

“Kamu pinter. Jangan sampai gak kuliah!” Gincu merah kini dipoles Lastri di bibirnya sambil melangkah keluar kamar
“Kamu kok nggak kuliah, tapi bisa cari uang tuh!” Dewi bersikeras
“Aku gak sepintar kamu. Kamu nanti gak perlu kerja siang malam, bahkan saat hari raya seperti aku gini. Sudah aku pergi dulu. Dengar kotbah online saja ya malam ini!”

Dewi melambaikan tangan sampai dilihatnya pintu tertutup rapat. Tentu, ia akan mendengarkan ibadah secara online malam ini. Sebelum lalu salin pakaian, memesan kendaraan, pergi ke tempat makan yang sudah dia pesan dua hari sebelumnya. Tidak apa kalau harus sendiri.

Suara pesan masuk di telepon genggam memaksa Dewi menoleh. Ponsel Lastri tertinggal rupanya.

Pesan sempat terbaca
“Kamar 1202 ya manis.”
Dewi menghela napas. Tersenyum. Beranjak ke lemari.
Dia harus Natalan malam ini.
Pakai sebagian uang yang ada di lemari.



Oleh TBH
(Yang percaya, ada Natal bagi semua, terutama bagi yang seperti tak layak mendapatkannya)


Ilustrasi oleh Max Res

No comments:

Post a Comment