Good, and bad, this 2020 is for You, Lord.
Thank you for not leaving my side. Not once, not ever.
Good, and bad, this 2020 is for You, Lord.
Thank you for not leaving my side. Not once, not ever.
So here we are, on the egg-shell-like last day of 2020. The so called social media handles are flooded with both jokes and positivity about what is coming. Of course, all related to the one thing that has collapsed the world.
I won't even mention the word here. It, has got enough exposure. This last post in December will be a short one, about how I personally have been reminded of what God wants from me. If you're feeling a bit spiritual, you may want to listen to Pastor Rick Warren's sermon about dark days that we've clutched and how the light of Jesus can guide our nearly blinded eyes. Take a look at it The Light of Jesus for Your Dark Days.
Dates are man made, we all know that. But maybe, it gives it the perfect excuse to ask for His guidance everyday, especially today. On the last day of 2020.
As for me, I am letting him to cultivate me to be this kind of woman...
“Juruselamat saja lahir di kandang domba.” Kata Lastri
Sambil menghitung setumpuk rupiah kertas yang dikeluarkannya dari amplop
Sepertinya baru gajian
Pikir Dewi
“Jadi, kita tidak boleh berpesta?” Dewi bertanya
Bibirnya nyaris manyun satu senti, melirik pada tumpukan rupiah tadi, yang kali ini sudah diselipkan Lastri di dalam lemari
Dibawah surat kabar yang dengan isi berita banjir ibukota
Laci ketiga dari atas, batin Dewi dalam hati
“Bukan begitu. Tapi ya, kali ini, irit-irit saja dulu.”
“Masa makan malam di restoran saja tidak bisa” Dewi merajuk
Ada sehelai gaun merah bata yang sudah licin yang dibayangkannya akan dikenakan malam ini
Gaun itu ada di lemari. Lemari yang sama dengan tempat Lastri menyimpan uang tadi.
“Lagi susah, uang kuliahmu saja masih harus kita cari Wi. Masa tahun depan gak lanjut?”
Lastri kini sibuk merias diri di depan cermin
Tergesa pergi.
“Kamu pinter. Jangan sampai gak kuliah!” Gincu merah kini dipoles Lastri di bibirnya sambil melangkah keluar kamar
“Kamu kok nggak kuliah, tapi bisa cari uang tuh!” Dewi bersikeras
“Aku gak sepintar kamu. Kamu nanti gak perlu kerja siang malam, bahkan saat hari raya seperti aku gini. Sudah aku pergi dulu. Dengar kotbah online saja ya malam ini!”
Dewi melambaikan tangan sampai dilihatnya pintu tertutup rapat. Tentu, ia akan mendengarkan ibadah secara online malam ini. Sebelum lalu salin pakaian, memesan kendaraan, pergi ke tempat makan yang sudah dia pesan dua hari sebelumnya. Tidak apa kalau harus sendiri.
Suara pesan masuk di telepon genggam memaksa Dewi menoleh. Ponsel Lastri tertinggal rupanya.
Pesan sempat terbaca
“Kamar 1202 ya manis.”
Dewi menghela napas. Tersenyum. Beranjak ke lemari.
Dia harus Natalan malam ini.
Pakai sebagian uang yang ada di lemari.
Ilustrasi oleh Max Res