Laman

Jun 20, 2011

Tuhan... saya sedang marah

Tuhan saya sedang marah. Sumpah marah. Saya baru dengar cerita bahwa seorang umat yang baru ketahuan adalah juga seorang pendosa, tidak diperolehkan datang ke rumah ibadahnya di hari dimana anak dari umat tersebut akan mengikrarkan pengakuan imannya. Iman yang selama ini dikoar-koarkan oleh rumah ibadah itu. Iya, rumah ibadah yang saya maksud, ya rumahMu Tuhan.
Katanya perbuatan si umat sudah sedemikian degilnya, sehingga sebaiknya dia pergi saja, biar si anak mengikrarkan janji tanpa hadirnya.Katanya si pendosa tak lagi jadi teladan dan sudah terlalu memalukan. Jadi jangan sampai yang lain tertular perbuatannya.
Mungkin para pengurus rumah ibadah tersebut sebegitu suci ya Tuhan? Sudah tumbuh sayap perak jugakah di punggung mereka? Sudah sebegitu bersihkan pikiran mereka dari segala yang Kau benci, Tuhan?
Tuhan tolong saya karena saya marah sekali. Yang saya tahu bukan untuk menjadi tempat penghakiman, rumahMu itu diberdirikan. Apakah saya salah? Apakah saya justru sedang menghakimi? Dada saya sesak. Air mata saya tinggal menderu deras dalam sekali napas, bibir saya hanya sedetik lagi menuju serapah terkotor yang pernah terpikirkan. Kalau Kau pernah mengusir pedagang, penjudi yang mengotori pekarangan rumahMu, bisakah Kau perbolehkan saya untuk marah kali ini? Dalam hati saja Tuhan dalam hati saja. Saya mohon ampuni saya. Saya muak. Sumpah saya muak.

No comments:

Post a Comment